Kjokkenmoddinger

NOAA's Historic Fisheries Collection. Gulf of Maine Cod Project, NOAA National Marine Sanctuaries
           
         Saya percaya bahwa menulis adalah pekerjaan semua orang. Tulisan merupakan medium yang baik untuk mengungkapkan isi pikiran dan hati dari satu orang ke orang lain. Tulisan dapat menyampaikan ide dan perasaan tersebut dengan terstruktur dan lengkap. Segala macam isi tulisan menurut saya penting. Tulisan bisa menjadi catatan pribadi, cerita, laporan, pelajaran, resensi, opini, ataupun karya-karya lainnya. Maksudnya pun bisa menjadi berbagai rupa; pujian, cibiran, hasutan, ajakan; bisa jadi merupakan kejujuran maupun kebohongan; semua tergantung penulis. Setiap tulisan menjadi penting karena tiap sudut pandang penulis bisa beragam. Keberagaman sudut pandang inilah yang dapat memberikan sedikit pemandangan yang lain terhadap satu isu. Karena saya percaya sebuah solusi yang baik tidak datang hanya dari pemikiran satu orang.

            Saya mulai menulis blog, yang awalnya merupakan tugas TIK ini, sejak SMP. Meskipun dari tahun 2012 sampai sekarang hanya ada tiga tulisan (berarti hanya ada satu tulisan dalam satu tahun), saya merasa bersyukur bisa memiliki medium menulis dengan nama Sampah Dapur. Jika pada tahun 2012 saya tidak mengklaim nama ini kemungkinan besar, Sampah Dapur sekarang sudah digunakan sebagai blog bertema recycle. So I am very grateful for it.

            Kenapa nama blog ini Sampah Dapur? Waktu kelas tiga SMP saya mendapatkan pelajaran sejarah yang mengajarkan tentang pembabatan prasejarah menurut peninggalannya. Salah satunya adalah Zaman Mesolitikum dengan peninggalannya yaitu Kjokkenmoddinger atau terjemahan Indonesianya sampah dapur. Sampah dapur adalah timbunan sampah rumah tangga pada masa Mesolitikum yang bergantung konsumsinya pada kerang dan siput. Bentuk dari sampah dapur ini merupakan timbunan sampah cangkang kerang dan cangkang siput setinggi 7 meter. Timbunan ini telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Di dalam timbunan ini ditemukan alat-alat rumah tangga yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi masyarakat pada Zaman Mesolitikum.

            Sehingga -seperti Kjokkenmoddinger- diharapkan blog ini yang meskipun isinya hanyalah tumpukan tulisan sampah dari penulis, dapat bertahan dan dapat memberikan manfaat tersembunyi melalui sudut pandang dari penulis.

ARA

Menulis Perasaan itu penting

foto oleh: Raine Gauthier

Saya hanyalah seorang pemuda yang baru berubah umur menjadi 19 tahun.

Dari 19 tahun yang dijalani, telah dijumpai berbagai macam perasaan, meskipun belum semuanya.

Merasakan merupakan alat utama yang dimiliki oleh seluruh manusia. Namun ada kalanya saya sebagai manusia lupa untuk merasa. Sehingga akhir-akhir ini terdapat kekosongan yang berujung pada kesedihan terus menerus.

Akhirnya saya menerawang ke dalam memori dan merasakan kembali perasaan yang pernah dirasa.

Perasaan bahagia. Ketika bibir yang merekah dikelilingi oleh sobat teman tertawa, ketika mata berbinar saat menonton film idaman, ketika lidah bergoyang dengan mie ayam Perapatan Kembang, dan ketika  Hati yang terbuka melihat orang tua bangga.

Perasaan sedih. Ketika air mata menetes bersama darah dari korban perang Ukraina. Ketika tubuh lemas melihat teman terkapar kaku. Ketika tangan bergetar menerima SMS pemberitahuan. Ketika soal tak terjawab karena keangkuhan diri.

Perasaan takut. Ketika bulu roma berdiri di lahan sepi. Ketika suara hati mati karena kesalahan sendiri. Ketika cinta bertepuk karena kesamaan ciri. Ketika tak Ingin tampil buruk di hadapan manusia. Dan orang tua marah karena kelalaian pribadi.

Konon menurut bapak sejarah, Thucydides, Ketakutan merupakan sumber dari segala sumber masalah. Maka hal rasional yang dilakukan adalah berlomba-lomba untuk menunjukkan kekuatan pribadi. Namun hati kecil ini berkata ada hal yang lebih pokok untuk diperbaiki, yaitu kejujuran kepada diri sendiri. Karena pada dasarnya ketakutan adalah kesedihan yang tak kunjung berubah menjadi bahagia. Kata Efek Rumah Kaca dari lagunya berjudul “Putih”, untuk mengobati ketakutan diperlukan kejujuran serta keterusterangan terhadap diri sendiri. Kejujuran dibutuhkan sebagai cara untuk mengidentifikasi akar dari penyebab ketakutan dan menemukan kembali jalan menuju kebahagiaan.

Sehingga untuk mengatasi kesedihan yang berlanjut maka saya berusaha jujur melalui tulisan-tulisan ini.

ARA
Ps: saya sertai link lagu Putih-ERK

Hello Stranger (2010)


   

   "Apasih yang ingin dilihat dari film produksi Thailand?" mungkin akan agak sulit menjawabnya. Kalau dilihat dari setting tidak terlalu jauh beda dari Indonesia, dari segi cerita mungkin juga tidak terlalu berbeda bagi para penonton (tapi jangan ditanya rata-rata durasi film "made in Thailand", biasanya akan panjang). 
Tapi kalau anda-anda ditanya "kenapa nonton film Korea?" Wah, anda pasti bisa menjawabnya dengan lugas, tegas dan, terpercaya. Mulai soal lokasi yang eksotis, cerita yang suka "nyeleneh" dari mainstream cerita yang di Indonesia, sampai aktor dan aktris-nya yang bermain sungguh luar biasa. 

    Nah, jika anda ingin menonton film Thailand tetapi sekaligus ingin melihat Korea saya recomended film berjudul "Hello Stranger" (2010). Dalam film arahan Banjong Pisanthanakun yang telah dikenal lewat karya sebelumnya yang bergenre horror "Shutter" (2004) dan "Alone" (2007), penonton akan disuguhkan film Thailand rasa Korea (karena filmnya sendiri diambil di Korea). Diceritakan dua insan dari background dan problematika cinta yang berbeda laki-laki (Chantavit Dhanasevi) dan perempuan (Nuengthida Sophon) seperti kebanyakan orang Thailand lainnya mereka berlibur pada  berlibur ke Korea untuk merefresh otak mereka dari permasalahan cinta mereka masing-masing, dan awalnya mereka tidak berlibur bersama akhirnya tanpa disengaja mereka berdua bertemu di Korea dan mulai tumbuh bibit cinta diantara mereka, apakah itu rasa cinta abadi yang sebenarnya? atau hanya pelarian semata?

      Uniknya dalam sepanjang film ini nama tokoh utama tidak jelas disebutkan oleh sang penulis cerita,yang tak lain pemeran tokoh pria utamanya Chantavit Dhanasevi. Banyak sekali adegan-adegan yang sangat berciri khas seri drama Korea ditampilkan. Juga adegan-adegan yang berlatar belakang tempat-tempat eksotis di Korea yang mana menjadi tempat shooting drama-drama hit dari negeri ginseng, seperti "Nami Island" dan Cafe "Coffe Prince".Dalam memerankan tokoh, baik Chantavit maupun Nuengthida sudah memilki chemistry yang mendalam. Sayangnya suasana agak dirusak dengan jalan cerita yang sedikit dipaksakan dan juga kurangnya kreativitas sang Director of Photography mengeksplor setting Korea.

Why You Must Watch this?
- Bagi Korean freak, Suasana Korea sangat kental sekali
- Menambah kegalauan bagi orang yang lagi galau

Why Don't Watch This?
- Lamanya penuturan film yang membuat penonton bosan di tengah-tengah film
- Cerita yang agak dipaksakan
- Cinematogrhapy yang bias saja

Hello Stranger


Gaga dan Saya



Yak, seperti namanya --Sampah Dapur-- blog ini dibuat untuk memuaskan hati si pembuat blog dalam memuat kegalauan hatinya, jadi jika anda keberatan dengan tulisan yang dibuat di blog ini, saya tidak keberatan karena semua orang pastinya punya pendapat, pendirian, dan prinsip sendiri OK!?
--FREEDOM of SPEECH--

Seminggu ini mulai dari pagi hingga malem kok yang saya lihat di TV adanya Lady Gaga. Bukan, tulisan ini bukan karena saya tidak suka dengan Gaga --Infact saya pun seorang Little Monster--. Hanya saja saya heran kenapa tiba-tiba semua orang ngomongin sang Mother Monster. Semua orang dari anak-anak sampe bapak-bapak, dari tukang becak sampe juragan martabak, dari pemalak sampe tukang jualan kalpanak.

Pandangan tersebut dengan persoektif nya sendiri-sendiri. Ada yang bilang sang Lady terlalu freaky sexy memakai baju, ada yang bilang dia bisa menjadi ancaman bagi moral dan etika anak negeri, ada yang bilang Gaga tidak baik karena membawa dan mempromosikan isu tentang LGBT, Menistakan agama tertentu dengan simbol-simbolnya, sampe yang paling hot dia adalah penyembah setan.

Apa sih yang membuat para manusia di "dunia" Indonesia ini begitu benci kepadanya. Apakah memang memiliki prinsip untuk menolaknya, ataukah hanya belum dikasih setoran saja, ONLY GOD KNOWS.

Kalau kita lihat data jajak pendapat dari Yahoo! dengan pertanyaan : "Apakah Anda setuju dengan langkah Polisi membatalkan konser Lady Gaga demi keamanan?" pada tanggal 16-25 Mei 2012 dari 6.947 responden 56% mengatakan setuju, 40% mengatakan tidak setuju, 4% tidak tahu. Padahal dengan pertanyaan yang sama hasilnya berbading terbalik kalau kita lihat dalam jajak pendapat di website Tempo.co.  Dari jumlah responden sebanyak 5.432, terdapat 83,10% mengatakan tidak setuju, 16,27% setuju, dan 0,63% tidak tahu.

Wow, betapa mencengangkan perbedaan jajak pendapat dari dua website tersebut. Tapi ini memanglah hal subjektif, terserah anda mau menerima atau tidak sang Lady Gaga -because She feel born this way and Her Hair is the symbol of Her glory-. Tergantung kita bagaimana kita mensikapinya. Toh, kita juga memiliki filter dalam diri kita yaitu Pelajaran Agama, PPKN, Sosiologi, dan all the THING that we've got in school. so, balik lagi SHE is Lady Gaga and We are who we are